Pages

Jakarta Marathon 2015 : Mission accomplished !

Monday, 2 November 2015


Setelah event selesai 25 Oktober kemarin, dan dengan segala keseruan dan kesibukan saya pada seminggu ini, akhirnya saya bisa post update dari Road to Jakmar 2015 dengan hari-H nya sendiri

Latihan 5 bulan pun akhirnya harus dibuktikan, dan 25 Oktober adalah saatnya. Race Pack untuk Jakmar saya ambil pada hari pertama pengambilan Race pack nya di Balai Kartini. Dokumen yang diperlukan sudah saya siapkan sejak jauh hari, surat keterangan dokter pun saya bikin di Site Clinic tempat kerja di Papua saja...beres deh...

Berhubung saya datang pagi, keramaian dan antrian yang setelahnya saya dengar dari teman-teman ngga saya alami. Pengambilan BIB nya juga unik karena antrian nomor dan kaos dibedakan. Mungkin ini untuk menghindari potensi orang ngantri gara-gara milih atau nanya soal kaos, karena seperti yang sudah dijelaskan di website nya, pada saat pembagian kaos, warna tidak bisa milih dan size sesuai dengan pendaftaran. Saya sendiri dapat kaos warna biru...warna JakMar banget dan warnanya pun ngga terlalu mencolok kaya warna merahnya.

BIB 21483 pun di tangan. Sempat juga ketemuan dengan beberapa rekan dari group Kaskus Runner, namun karena waktu dan keperluan lain, saya pun ngga lama-lama disana. Oiya, disana kebetulan digelar juga event Sport Expo yang dihadiri beberapa tennant / brand seperti Adidas, Garmin, dan toko Suka Outdoor. Disini saya akhirnya membeli GU Gel dan kaos kaki Balega (one of my favourite so far..) buat race day nanti.

Selesai urusan BIB, selanjutnya ya persiapan peralatan perang...hehehe.. lebay ah.. Ngga lah, ngga segitunya. Honestly, dalam urusan berlari, saya termasuk orang yang minimalis. So far kurang berminat sama yang namanya botol minuman, topi, apalagi sampe pake hydration vest.. its a no no no...Celana pun lebih suka pakai yang kalo kata orang, celana gemes yang pendek.. Untuk kaos, berhubung kaos JakMar saya dapat H-3, kayanya udah ngga sempet lagi kalau mau dipakai untuk menghindari potensi nipple chaffing pas hari-H. Dengan pertimbangan ini, saya pun akhirnya putuskan buat pakai singlet Indorunners aja, pertimbangan lain, biar para tukang jepret mau motret saya karena dikira member Indorunners..hahahaa

Ini list nya:

1. Tech Singlet NB IndoRunners
2. Celana Adidas Climacool (ngga jadi pakai NB di foto karena takut paha lecet...)
3. Kaos kaki Balega Ultralight No-Show
4. Saucony Type A6
5. Kacamata hitam Oakley made in Blok M (tapi ini pakai lensa minus lho...)
6. Spibelt Tokolari
7. Garmin FR225
8. GU Gel 2 bungkus

Hari Sabtu saya luangkan buat rileks sama istri sambil menginap di hotel dekat Monas. Carbo loading pun dilakukan di Pizza Hut dekat hotel dan lumayan mengenyangkan perut lah. Dari booklet yang didapat dari race pack dan update di web Jakarta Marathon nya, Race Camp atau area Start sudah bisa diakses 2 jam sebelum start alias jam 3 pagi. Berhubung monas hanya sejarak jalan 10 menit, saya pun memutuskan buat tiba di Monas jam 3:30an saja lah. Jadi masih ada spare  1 jam lebih buat warm up atau jaga-jaga kalau ada kendala. Setelah tidur yang cukup, alarm pun sukses membangunkan saya jam 3an. Mandi air hangat dan segera berpakaian sambil memastikan kembali ngga ada yang ketinggalan, saya pun jalan ke Monas. Di perjalanan, jujur saya agak-agak takut kalau kaos saya ini menimbulkan masalah dan tidak boleh masuk, walaupun kalau kata temen-temen ngga pernah ada masalah koq soal kaos, yang penting BIB jangan ketinggalan.

3:30
Tiba di Monas, ternyata lokasi masih sepi! bahkan kita belom bisa masuk ke area start. Yang begini nih dalam hati saya sangat disayangkan. ketika hampir jam 4, gate pun baru dibuka. Saya pun segera masuk dan menuju ke garis start. Di garis start, para Marshall sudah berbaris dengan membawa sign untuk memisahkan barisan Full Marathon, Half Marathon, 10K dan 5K. Segera saya melakukan dynamic warm up dan beberapa pemanasan lain.

4:45
15 menit menjelang jam 5, para pelari sudah mulai memenuhi kotak-kotak start masing-masing kategori. Saya pun segera berbaris di kotak Half Marathon. Yang menjadi MC di acara tersebut adalah Melanie Putria dan seorang cowo yang namanya ngga disebut-sebut juga sampai start dimulai. Seperti biasa, ritual yang wajib dilakukan pada event lari adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dan sekali lagi disayangkan, musik pengiringnya ngga nyala! Jadilah saya dan belasan ribu peserta lainnya ber-accapella ria.. yah tetap lah lagu kebangsaan kita ini memang memanaskan suasana saat itu juga

5:00
Kategori Full Marathon dilepas! Disini adrenaline makin meningkat.. this is it.. its on...its on, saya ulang kalimat tersebut untuk menyemangati diri. Tidak sampai 10 menit setelah kategori FM dilepas, kami pun segera di-count down...

START !

Bergerak diantara kerumunan orang yang malah sibuk selfie di depan garis start bukanlah hal yang menyenangkan. Yang pasti, setiap beberapa saat, saya melirik ke jam untuk memastikan saya tidak overspeeding, sebuah fenomena yang umum terjadi saat perlombaan dimulai. Pace terlihat di angka kisaran 5:30 - 5:45 min/km, saya pun membandingkan dengan effort yang saya keluarkan dan saat itu pun enteng sekali. Walaupun di KM awal saya tidak berniat untuk lebih cepat, sekalian untuk memanaskan badan dulu, paling tidak di 2 KM pertama

KM 1 - 7
Rentang 7 km ini adalah dari garis start, menyusuri jalan Gajah Mada hingga ke Jembatan di Kota Tua alias Museum Fatahillah. Disini cuaca masih sangat bersahabat, dan jalanannya relatif turunan sehingga pace bisa dijaga dengan baik. Effort easy-medium masih bisa saya jaga disini. Beberapa adrenaline booster saat itu adalah sewaktu beberapa pelari elite 10K dengan mudahnya melewati rombongan peserta HM. Jalanan saat itu masih sepi, walaupun polisi tampak mulai kerepotan mengatur beberapa persimpangan yang mulai dipenuhi antrial mobil.

So far, great start lah untuk first one-third ini, disini pun saya melewati Pacer 2:00 untuk HM...wow... di tangan nih sub-2 pikir saya!

KM 8 - 14
Arah balik dari Kota Tua hingga sekitaran Masjid Istiqlal ini agak lumayan effortnya, karena kebalikan dari arah sebelumnya, jalanannya agak menanjak. Saya berusaha tetap menjaga cadence dan stride agar ngga terlalu membuang tenaga. Setiap Water Station yang ada tidak pernah saya lewatkan untuk rehidrasi. Yang agak disesalkan adalah proporsi Pocari Sweat dengan air mineral malah banyakan Pocari-nya. Memang mereka sponsor sih, cuma kebanyakan pelari lain pun jadinya rebutan air putih begitu WS-nya menyediakan.
Di depan Halte Busway Harmoni menuju Juanda, effort mulai berasa medium. Walaupun napas masih terkontrol tapi kaki mulai agar panas juga. Area Calf yang saya khawatirkan menegang, so far masih belum menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Di rentang ini panitia sudah mulai menyediakan sponge berisi air dingin, tepat sekali yang saya butuhkan, langsung saya basahi leher dan punggung saya...brrrrrr... segar lagi rasanya. Setelah Istiqlal pun saya melewati seorang teman saya yang mengambil FM.

KM 15 - 21
The hell miles.... secara garis besar, rute nya sederhana aja, Monas puter balik di Bunderan HI dan balik ke Monas. Tapi iniiii...rasanya kaya ngga selesai-selesai! Seperti training saya sebelumnya, KM ini belum pernah saya lakukan, walaupun dalam sesi long run. Dan jujur, mental lumayan goyang.. antara ngga pede, sama emosi karena sudah berasa dekat finish.. Kaki pun jadi terasa wasted banget.
Kondisi ini makin diperparah dengan kehadiran side stich..! Sepertinya saya terlalu banyak minum Pocari ini..terpaksa saya turunkan pace sampai ke 6:30, dengan pertimbangan toh tadi sudah 2/3 rute saya diatas average pace. Setelah side stich mereda, saya pun berusaha menaikkan pace lagi, untungnya di KM akhir ini banyak sekali klub dan komunitas lari yang menjadi sukarela dan menyemangati kita. Beberapa kali mental teriak untuk jalan sebentar, namun tidak saya hiraukan. Ini adalah perjuangan kaki yang mulai lelah dan mental melewati KM akhir. Yang saya dahulukan adalah menenangkan mental saya, mencoba rileks, menikmati pemandangan & keramaian sekitar, which is worked well.

The final stretch, Monas sudah kelihatan, saya pun maksimalkan tenaga yang ada, sambil tetap menjaga agar ngga kebablasan dan collapse..

FINISH...!

Saya pun mempause jam GPS dan sesaat setelahnya tampil rekor Half Marathon baru yaitu 1:59:24!! Belum bisa berpikir jauh, saya segera mengambil pisang dan pocari untuk refreshment, lalu melakukan cold stretching. Calf dan paha saya sudah tegang ngga karuan..hehehee

Sisa hari itu pun saya habiskan dengan istri dan tidak memikirkan JakMar dulu. At least sampai official timing nya keluar.

Yang ditunggu akhirnya direlease, official timing Jakarta marathon saya:

Finish Time 1:59:47
Net Time 1:58:56

Mission accomplished.. training berbulan-bulan terbayar sudah.. Saya berhasil membuktikan kalau manusia bisa menembus batasan dirinya dengan cara yang tepat, dan bagi saya, itu adalah soal berlari.

Jakarta Marathon sudah saya amini sebagai race terakhir untuk 2015. Jadi ini akan menjadi bulan-bulan off season buat saya, dan akan saya manfaatkan untuk bulking dan strengthening fisik saya dulu.

Pain is temporary, pride is forever.






Read more ...

Long Run - Medium Effort 1:30:00

Tuesday, 29 September 2015



Salah satu sesi long run terakhir sebelum dinas kembali minggu ini. Saya belum menembus waktu 1:30:00 ini untuk mengkondisikan badan dengan durasi "kira-kira" segitu, karena target PB adalah sub-2.

Beberapa progress yang saya dapat dari sesi ini adalah, saya berhasil me-manage endurance saya dengan average heart rate pada zona Aerobic, kelihatannya jarang sekali menyentuh lower Treshold, dan pace average dibawah 6 min/km.

Dari perhitungan Race Calculator yang pernah saya lakukan, at least pace flat 5:40 harus bisa saya lalukan untuk sub...nearly 2:00:00

Well, masih ada minggu sesi training sebelum taper week untuk melihat sedekat apa saya dengan target PB Jakmar saya ini.

Read more ...

Road to Jakarta Marathon 2015 : the final month

Tuesday, 29 September 2015
sorry for not consistently updating the Blog... well.. training buat Jakarta Marathon jalan terus koq.

Beberapa highlight sejauh ini:

1. Sub-2 Half Marathon kelihatannya achievable.. mungkin yang masih jadi keraguan adalah faktor elevasi rutenya, dan panas mataharinyaaa

2. So far, stamina dan endurance sudah ok. Long run 1:30:00 dengan medium effort bisa dilakukan dengan baik. Saya bahkan bisa menjaga heart rate di zona Aerobic dengan pace dibawah 6:00 min/km

3. Sepatu baru...yaaayyyyy... Saucony Type A6.. the racing flat. Sepatu yang membuat race day seperti easy run...hahahaa (will be reviewed soon)

4. Saya mulai mencoba melakukan strength training untuk menguatkan core dan upper body saya. Kadang tangan tuh terasa pegel kalau lari kelamaan...

Apa lagi ya... nanti diupdate lagi deh...


Read more ...

Mengingat Independence Day Run 2014

Monday, 31 August 2015





Beberapa waktu yang lalu di halaman facebook Indorunners sempat ter-posting dari beberapa rekan-rekan mengenai pertanyaan seputar "apakah Independence Day Run" akan diadakan lagi tahun ini. Dan, hingga Agustus berakhir, kita semua melihat bahwa event tersebut kelihatannya tinggal kenangan.

Event IDR ini sendiri memang event yang menurut saya cukup unik dan membekas di hati kebanyakan recreational runner, termasuk saya. Unik, karena event ini gratis..totally free.. bahkan kita mendapatkan kaos yang menurut saya keren, dengan print logo Istana Negara dan Paspampres (lupa soalnya kaos saya hilang...hiks). Bahkan diakhir acara, pembagian pisang dan Pocari Sweat seperti tidak ada habis-habisnya! Membekas, karena mungkin ini adalah event lari pertama bagi beberapa orang, yang pada akhirnya menginsipirasi mereka untuk terus dan terus berlari untuk semakin sehat, semakin kencang, dan alasan baik lainnya. Dan saya termasuk di dalamnya.

Independence Day Run inilah turning point besar dalam kehidupan saya, dimana ternyata saya bisa menembus batas yang selama ini saya kira tidak mampu, bahwa manusia memang memiliki adrenaline yang bisa memacu semangat kita dalam beraktifitas. Masih teringat segar di ingatan saya saat saya dan puluhan ribu pelari lainnya mengantri di garis start dan kita menyanyikan lagu Indonesia Raya di depan Istana Merdeka. Event ini benar-benar event yang menggambarkan bagaimana kita sebagai bangsa, bisa bersatu dan kompak di dalam nama olahraga lari.

Waktu itu, saya hanya lari bermodalkan sepasang sepatu LunarGlide 5, iphone dengan Nike+ diatas untuk merekam lari saya. Belum ada tuh yang namanya interval training, tempo interval atau entah apapun lagi jenis training yang ada. Saya memang berlatih untuk event itu dulu, masih teringat bahwa untuk bisa finish 48 menit bagi saya sudah prestasi sekali, dan ternyata saya bisa mencatat average pace dibawah 6:00 min/km! Sejak itu, saya tidak pernah berhenti berlari.

Secara pribadi, cukup disayangkan bahwa event ini tidak diadakan lagi tahun ini. Seharusnya Independence Day Run ini menjadi ritual tahunan, event wajib dalam menjelang hari Kemerdekaan. Karena saya yakin, saat event tersebut berlangsung, pada saat bendera start dinaikkan, banyak manusia-manusia Indonesia yang disadarkan bahwa merdeka adalah kebebasan diri seutuhnya, bebas dari batasan-batasan yang mengekang dirinya.

Because for every miles of the road you've ran, you are free
Read more ...

Road to Jakarta Marathon 2015 : Tempo Interval run (seru juga)

Wednesday, 26 August 2015
Jadi... setelah training saya kemarin, saya mulai berpikir... di HR zone mana seharusnya Half Marathon Race pace saya. Mulailah saya googling sana sini mencari referensi, mulai dari forum garmin, runners world dll. Hingga saya menemukan di beberapa forum terdapat kalimat yang sama yaitu McMillan Race Calculator.

Saya pun menemukan website yang dimaksud, yaitu www.mcmillanrunning.com. Pada website tersebut, kita dapat memasukkan race pace terakhir kita atau yang kita ketahui, kemudian memasukkan target next race time dan web akan memberikan average pace reccomendation...plus training pace !

Betul..training pace, mulai dari interval, tempo, recovery dll. Yang mencuri perhatian saya adalah istilah Tempo Inteval.. apa lagi ini??

Boleh dibilang, saya adalah speed freak. I love speed.. kalaupun saya mau beli sepeda nantinya, itu adalah sepeda balap, dan bukan sepeda gunung. Mungkin ini yang secara tidak sadar membuat saya menyukai jenis latihan interval yah. Rasanya kalau liat pace yang "minimal" tuh gimanaaa gitu. Disatu sisi, saya juga tau, speed work saja ngga cukup untuk target sub-2 HM saya nanti, makanya beberapa Tempo Run pun saya lakukan, bahkan yang terakhir sampai 13 KM.

Membaca Tempo Interval, koq kayanya enak juga nih, apalagi melihat rekomendasi pace-nya (untuk target saya) adalah 5:01 - 5:15 min/km..

Tempo Interval ini sendiri adalah jenis latihan dimana kita melatih badan untuk menuju ke lactate treshold limit namun dalam rentang interval. Pace untuk tempo interval lebih cepat dari tempo run. Formula tempo interval yang saya buat dan masukkan di Garmin Connect adalah

Warm up 10 menit
Tempo run 10 menit, pace 5:01 - 5:15 min/km
Recovery Interval 3 menit
Repetisi 3 kali
Cooling Down 10 menit

Off we go, rasanya memang lebih menyenangkan daripada tempo run, walaupun akhirnya koq rasanya harusnya repetisinya lebih banyak seharusnya. Anyway, ini kan percobaan pertama yah..


kalau dibandingkan dengan interval biasa, ini lebih menantang.. karena durasi 10 menit ini cukup nahan heart rate di zone Treshold. Sesi ini jadinya comfortably harder than tempo pace. Asik juga, karena disatu sisi, saya pun belajar menahan emosi dan slowing down , dan memotivasi kaki buat speeding up saat pace drop.

Sayangnya, saya sempat harus berhenti karena side-stich yang sudah ngga ketolongan. untung saya siapkan air minum saat latian ini..jarang-jarang.

So, tempo interval ini recommended buat yang mau melatih pace untuk lari jarak yang jauh, namun bertahap diselingi recovery. Bagi saya, manfaat dasar interval (baik interval standar maupun tempo interval ini) adalah melatih psikologis otak saya saat pace makin meningkat.

It's all about brain training!

Kedepannya, saya akan panjangkan durasinya dulu, baru menambah repetisinya sepertinya. Selamat mencoba dan #marilari
Read more ...

Road to Jakarta Marathon 2015 : Interval sub 5

Saturday, 22 August 2015
Garmin Connect



Rabu kemarin adalah jatah speed-work saya minggu ini. Setelah senin kemarin pemanasan kembali dari cuti di Jakarta, Rabu kemarin pun saya putuskan untuk melakukan...yah...light speedwork lah..

Berhubung saya sudah menggunakan Garmin FR 225 *tsahhh saya sekarang sudah bisa mengupload interval training session ke jam, dan tidak menggunakan iSmoothRun lagi seperti interval-interval sebelumnya. Nah kembali karena saya sagak longgar pada cuti kemarin, interval ini pun saya hanya manfaatkan dalam cakupan building base aja.

Intervalnya adalah seperti biasa 600m x 8, dan saya set di pikiran untuk berlari sekitar 5:00 min/km setiap intervalnya.

Setelah melakukan dynamic warm up, GPS dan HRM saya aktifkan dan setelah locking, saya pun mulai dengan pemanasan 10 menit. Interval pun saya lakukan sesuai dengan panduan dari jam, dengan hasil catatan sebagai berikut:


Splits  Time Cumulative Time Moving Time Distance Elev Gain Elev Loss Avg Pace Avg Moving Pace Best Pace Avg HR Max HR Avg Run Cadence Max Run Cadence Avg Stride Length Calories
1 10:00 10:00 9:59 1.43 3 -- 7:00 7:00 5:39 143 155 158 177 0.9 124
2 02:48.2 12:48 2:48 0.6 -- -- 4:40 4:40 3:28 165 177 172 183 1.24 43
3 2:00 14:48 2:00 0.22 -- -- 9:08 9:07 4:54 153 173 125 170 0.88 27
4 02:57.6 17:46 2:58 0.6 -- 1 4:56 4:57 4:04 166 176 169 178 1.2 46
5 2:00 19:46 1:57 0.23 -- -- 8:33 8:20 5:06 154 176 154 175 0.76 27
6 02:59.8 22:46 3:00 0.6 -- -- 5:00 5:00 4:34 165 173 168 178 1.19 46
7 2:00 24:46:00 2:00 0.19 -- -- 10:43 10:43 4:52 150 168 116 168 0.8 26
8 02:41.2 27:27:00 2:41 0.6 -- -- 4:29 4:28 3:50 168 175 178 184 1.26 42
9 2:00 29:27:00 2:00 0.21 -- -- 9:25 9:25 4:38 157 169 139 173 0.76 28
10 02:47.1 32:14:00 2:47 0.6 -- -- 4:38 4:38 3:56 168 174 176 187 1.22 44
11 2:00 34:14:00 2:00 0.19 -- -- 10:23 10:23 4:48 152 171 115 173 0.83 27
12 02:45.9 37:00:00 2:46 0.6 2 1 4:36 4:37 4:07 165 174 178 186 1.22 42
13 2:00 39:00:00 1:57 0.22 -- -- 9:07 8:53 4:18 153 171 141 177 0.78 27
14 02:50.6 41:50:00 2:51 0.6 -- -- 4:44 4:45 4:19 170 177 177 184 1.19 45
15 2:00 43:50:00 2:00 0.17 -- -- 11:31 11:31 4:50 155 174 96 177 0.91 28
16 02:44.2 46:35:00 2:44 0.6 -- -- 4:34 4:33 3:48 168 177 176 185 1.25 43
17 2:00 48:35:00 2:00 0.18 -- -- 11:24 11:23 4:01 153 176 118 187 0.74 27
18 15:00 1:03:35 15:00 1.92 -- -- 7:49 7:49 5:52 146 155 165 181 0.78 193
Summary 1:03:35 1:03:35 1:03:28 9.76 4 2 6:31 6:30 3:28 155 177 157 187 0.98 885


Dari tabel tersebut, saya tebalkan bagian yang merupakan sesi intervalnya, terlihat bahwa ternyata saya bisa menembus angka 5:00 pada hampir semua interval...wow.... ngga nyangka... waktu menjalani interval pun saya ngga merasa terlalu all-out, kalau melihat max HR per interval pun, itu masih di Treshold Zone. Saya hampir tidak mencapai Max HR saya yang secara teori sekitar 190 bpm!

dari Sesi ini pun saya lumayan lebih optimis untuk mencapai sub-2 Half Marathon di JakMar nanti. Besok mungkin saya akan coba long run dengan pace yang cepat, mungkin sekitar 12 - 14 km kalau memungkinkan, karena lari di tempat kerja saya ini, waktu mungkin banyak, tapi tracknya terbatas sekali..hiks...

Satu lagi, pada sesi recovery tiap interval, saya pun melihat bahwa dalam 2 menit tersebut, heart rate saya bisa turun dari angka 170an ke 130an (easy).

Great interval, dan dengan FR 225, saya jadi tahu bahwa Max HR itu lebih parah dari yang biasanya / kemarin saya coba yah..gimana tuh rasanya...hahaa





Read more ...

Review : Saucony Kinvara 5

Wednesday, 19 August 2015
sesuai dengan janji saya sebelumnya (ya..ya.. dah kelamaan yah), saya akan review sedikit mengenai sepatu yang saya beli pas jalan-jalan ke Jepang bulan kemarin... Saucony Kinvara 5.

Kinvara 5 sebenarnya produk Saucony yang sudah keluar tahun kemarin (atau malah 2013 ya), namun sepatu ini cukup mendapat review yang positif, bahkan menjadi salah satu Best Running Shoes versi Runners World. Mendapat predikat tersebut, ya seharusnya sepatu ini worth to buy dan use yah, itu makanya waktu saya lihat sepatu ini, saya ngga punya keraguan untuk membawanya pulang.

Terlebih lagi, Kinvara 5 yang saya beli adalah seri Tokyo Concept, ini kebiasaan orang Jepang untuk mengeluarkan produk yang didistribusikan hanya di Jepang alias Japan Domestic Market (JDM...ya... ini artian JDM yang sebenarnya anyway...)



Berbeda dengan colourway dari Kinvara yang dirilis di pasaran luar jepang, Tokyo Concept ini hadir dengan warna hitam dan putih saja. Kalau ditanya, kenapa ya warnanya hitam putih..saya sendiri ngga punya ide, tapi mungkin warna tersebut diadopsi dari kultur Jepang yang tradisional... plain black & white. Mereka saja masih mengenakan kemeja yang dominan putih lho kalau pergi ke kantor!

Kinvara 5 ini adalah seri Saucony yang termasuk kedalam kategori racing flat. Heel to toe-nya saja 4 mm. Saya mencoba membandingkan responsiveness dari Kinvara 5 ini dengan Triumph ISO yang saya miliki sebelumnya. Triumph ISO ini adalah sepatu cushioning dengan hell to toe 8 mm. Kesan yang terasa beda adalah saat saya melakukan speed work, flat shoes seperti Kinvara 5 terasa lebih responsif, rasanya tidak ada energi yang teredam saat toe-off. Memang untuk upper, Triumph ISO dengan IsoFit-nya terasa lebih empuk dan nyaman, tapi Kinvara 5 menang lebih ringan karena upper-nya menggunakan sistem Flex Film yang tipis namun elastis

Dibandingkan Triumph ISO, Kinvara 5 tetap lebih ringan. Apalagi sama Asics GT-2000...hehe






Saya sudah mencoba beberapa kali interval dan tempo run, Kinvara 5 memberikan responsiveness sebagai racing shoes, namun tetap ada cushy feel nya juga sehingga nyaman untuk long run. Oiya, Kinvara 5 ini termasuk dalam kategori "Natural Series" oleh Saucony. Saya sendiri kurang paham maksudnya Natural ini, bahasa jualan yang umum digunakan kan Neutral, Cushioning dan Stability... Anyway, saya akan artikan secara harafiah bahwa sepatu ini membuat kita berlari dengan gerakan alami kita, atau sepatu ini didesain untuk mengikuti pronasi dan gerakan kaki kita. Saya adalah mild over-pronator, tapi sepatu ini dapat saya gunakan tanpa adanya kendala apapun, injury pun ngga saya alami dengan Natural type shoes ini.

Saya berencana untuk menggunakan ini pada Jakarta Marathon nanti.

It's a nice shoes, responsive yet cushy. Light as feather but comfort in the same time.

...and it's JDM shoes...













Read more ...

Road to Jakmar 2015 : Kayanya bisa deh...

Tuesday, 18 August 2015
Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, Jakmar 2015 yang akan saya ikut ini hanya saya ambil kelas Half Marathon saja, tapiiii...target time saya adalah sub-2 alias dibawah 2 jam

Dengan training yang kencang kendor kaya begini, kadang suka pesimis juga, tapi iseng-iseng buka web dan nemu Race Predictor ini jadi lebih optimis

Web ini cukup meminta kita memasukkan race time terakhir kita dan akan dikalkulasi estimasi waktu untuk kategori race lainnya. Saya pun masukkan waktu race Nutrilite Health Run kemarin dan VOILA !! keluar angka 1:54:37 untuk Half Marathon :))

Ini memang teori siih, tapi at least saya yakin saya ngga ngejar sesuatu yang mustahil secara teori kan..

Kalau berminat, silahkan buka web Runners World ini untuk mencoba mengetahui prediksi finish time Jakmar anda..


#marilari

Read more ...

Kemana ajjaaaa ?!??

Tuesday, 18 August 2015
yaa yaa... kalau liat statistik posting, sudah sebulan saya ngga posting apapun disini.. :((

satu karena cuti saya kemarin banyak diisi oleh aktifitas lain (well... aktifitas primer urus rumah tangga lah pastinya). Latihan juga kendor banget.

Senin kemarin saya baru dinas kembali, jadi mungkin saya akan mulai cicil postingan yang selama ini nyangkut di benak saya..hehehe

stay tuned, besok saya akan mulai posting satu persatu yaaa...
Read more ...

RUNspiration : Maickel Melamed

Friday, 24 July 2015
Malam ini saya baru saja menyelesaikan interval training saya dan mencapai target yang saya inginkan..saya pun lanjutkan lagi dengan sedikit latihan beban di gym untuk memaksimalkan sesi latihan saya. Saya pun naik ke kamar dengan perasaan puas dan yang pasti strong dong..hehehee

Masuk kamar dan buka laptop, seperti biasa saya membuka akun facebook saya dan membuka group page Indorunners, hingga mata saya berhenti pada postingan foto dibawah ini...


Biasanya...saya hanya akan baca sejenak dan skip ke posting selanjutnya. Original posternya juga ngga nulis panjang-panjang..cuma kalimat Maickel Melamed, runner penderita Muscular Dystrophy ..titik. Entah kenapa, saya pun langsung googling nama tersebut dan menemukan beberapa posting di internet tentang pria ini.

Maickel Melamed, pria asal Venezuela yang terlahir dengan kelainan Muscular dystrophy dimana otot dalam badannya melemah, bahkan mati sehingga untuk bergerak dan mengkordinasikan otot di tubuhnya sangatlah sulit.



.....dan pria ini baru saja menyelesaikan Boston Marathon dengan waktu hampir 20 jam.


..dan saya pun terdiam...


kembali saya google kembali dan menemukan halaman facebook seorang fotografer / jurnalis yang mengabadikan momen Maickel memasuki garis finish Boston Marathon tersebut.


...dan melihat foto-fotonya pun membuat saya hampir menangis.


Saya ngga bisa membayangkan bagaimana rasanya berlari hampir 20 jam dengan kondisi otot yang setengah normal sejauh 42,195 km. Orang ini bukan berlari dengan kakinya, orang ini TIDAK berlari dengan ototnya. Dia berlari dengan HATInya, dengan tekad dan mental sekeras baja.. Ini adalah attitude yang harus saya dan kita semua contoh.

Maaf, tapi terkadang kita sering melihat rekan-rekan di group lari atau komunitas yang "rutin" melakukan SetoRUN, LapoRUN hampir setiap dia berlari. Saya pribadi melakukan itu hanya apabila saya memecahkan PB atau event tertentu saja. Coba pikir, kalau kamu adalah Maickel, apa kamu mau setorun juga ? Lari...termasuk komunitas lari..harus menjadi suatu hal dan wadah yang supportive atau competitive kalau memungkinkan. Tapi..itu harus didasarkan kepada niat untuk memotivasi, bukan untuk pamer. Ini adalah dua hal yang beda setipis kertas saja.

Anyway, bukan hak saya untuk men-judge siapapun, namun marilah kita lari dengan hati kita, dengan niat yang positif.


Let our mileage be a motivation for others









Read more ...

Gear list 2015

Monday, 20 July 2015
Gear adalah salah satu topik yang paling sering dibahas dalam komunitas lari, entah itu group chat di WA, BBM ataupun Page di Facebook. Mulai dari gear yang wajib, esensial hingga yang berbau gengsi.

Salah satu alasan saya mencoba menulis ini adalah untuk mengetahui secara pribadi, apa saya masih dalam batas kewajaran atau sudah jadi Gear Hunter...hehehee mari kita list satu-persatu:

Sepatu
Ini harus masuk daftar teratas lah, salah satu gear yang esensial dalam berlari ya sepatu ini kan..

Saucony Triumph ISO
Sepatu terempuk dan nyaman yang pernah saya miliki ! Cushion tebal dengan upper ISO Fit yang rasanya seperti memakai kaos kaki. Saya pakai sepatu ini untuk pecahkan PB 5K saya saat Nutrilite 2015 kemarin.

Asics GT-2000 v2 
Sepatu Asics pertama saya. Beli dengan "full price" dan bukan lewat pasar sebelah..hehehee Sepatu stability yang bagi saya nyaman untuk long run. Sepatu ini kokoh dan ride-nya enak. Seperti sepatu asics lainnya, upper GT-2000 v2 ini rasanya jadi terlalu tradisional kalau dibandingkan dengan Nike Lunarglide atau Triumph ISO

Saucony Kinvara 5 - Concept Tokyo
Kinvara 5 memang sudah dirilis sejak 2014, dan sudah mendapatkan gelar Runners World Editor's Choice. Tapi yang membuat sepatu saya ini berbeda adalah ini adalah Kinvara 5 yang spesial dibuat untuk pasar Jepang - Concept Tokyo yang dilapisi dengan warna hitam & putih saja. Ini adalah racing shoes saya, rencananya ini sepatu yang akan turun di HM Jakarta Marathon nanti

Asics Gel Haruna Trail
Ngga banyak informasi yang saya dapat soal sepatu ini. Saya pun mendapatkannya dari salah satu halaman jual-beli di Facebook. Karena saya pun jarang melakukan trail run, sepatu ini pun lebih banyak jadi sepatu harian saya saja.

Kaus Kaki
Pada umumnya saya menggunakan Nike Dri-Fit Socks. Awalnya senang pakai yang cushion, namun akhirnya lebih prefer yang model tipis atau anti blister. Satu pasang kaos kaki yang baru saya beli adalah Balega Ultra Light No-Show. So far kaus kaki ini enak dipakai, punya grip ke sepatu dan tidak terlalu ketat saat dipakai. Mungkin saya akan beli sepasang lagi nanti

Celana Lari
Saya ngga punya patokan merk khusus soal celana, 2 pasang Nike Dri-Fit Running Short dan satu Adidas ClimaCool Short sudah cukup lah untuk dirotasi

Kaus / Baju
Sama seperti celana, yang penting kausnya tipe dri-fit alias sweat-wicking fabric (yaa itu bahasa kerennya).
Bedanya sekarang saya lebih suka pakai singlet, salah satunya singlet IndoRunners ini selain singlet 2XU dari event di Singapura sebelumnya

Jam
Masih nyaman menggunakan Garmin FR10 dulu. Walaupun FR225 cukup menggiurkan...hehee

Aplikasi pendukung
Beberapa aplikasi iPhone yang saya gunakan untuk mendukung latihan saya
Garmin Connect : sudah pasti lah untuk pengguna jam Garmin. Saat ini aplikasinya ngga terlalu berguna, karena FR15 ngga mendukung wireless sync
iSmoothRun : salah satu aplikasi yang selalu saya rekomendasikan ke teman-teman saya. User Interface yang simpel, voice feedback yang bisa diatur, dan yang terpenting adalah fitur custom training nya. Bayangkan kita bisa interval training sendirian!
Nike+ : sebenarnya ini aplikasi lari tertua yang saya punya di iPhone saya. Log lari, mileage sepatu saya rekam disini

Lainnya
Spibelt : masih saya percayakan pada spibelt buatan TokoLari





Read more ...

Kaos lari Jakarta Marathon 2015

Sunday, 19 July 2015
Tanggal 15 Juli kemarin, official Facebook page Jakarta Marathon 2015 sudah memajang kaos lari untuk seluruh kategorinya..yeayyy..

Kelihatannya tidak ada aturan khusus mengenai warna dengan kategorisasi jarak lombanya. Panitia berhak memberikan kaos tersebut kepada peserta sesuai dengan warna yang tersedia. Kalau ukuran pasti sesuai permintaan kita lah..

Saya pribadi senang dengan kaos ini! pertama, kaosnya Adidas, jadi ya pasti bahannya bagus, kaya climachill dll gitu kali ya.
Kedua, sleeveless... saya termasuk penggemar lari menggunakan singlet. Ini saya rasakan lebih enak saat dapat kaos hitam dari event 2XU di Singapura dulu (dan FYI, untuk event yanh di Jakarta nanti, mereka menggunakan lengan pendek).
Ketiga, warnanya bukan putih seperti kebanyakan kaos event lari, at least event IDR 2014 dan Nutrilite kemarin yang dominan putih.

Semoga panitian akan membagikan kaos ini minimal sebulan sebelum event agar bisa kita pakai untuk latihan. Tujuannya ya bisa ngga bikin chaffing pas dipakai HM atau bahkan marathon nanti sama pesertanya.

Info terkait kaos ini ada disini... dan cek plus follow juga Facebook Jakarta Marathon disini

Sampai ketemu di garis finish !!

 


 
Read more ...

Jakmar 2015 Training : 10K new PB

Sunday, 19 July 2015
Kelanjutan dari training sebelumnya, saya masih struggling buat mencapa target Half Marathon pace saya. Masih ada beberapa bulan dan saya belum "memasuki" HM pace training dalam jarak lebih dari 10K.

Malam minggu kemarin, saya pun memutuskan untuk melakukan speed training. Seperti biasanya, saya selalu memasukkan minimal 1 sesi hard training seperti tempo run, interval, atau lainnya untuk menaikkan VO2 Max ataupun menaikkan strength level saya.

Tempo run yang pernah saya lakukan sebelumnya adalah sejauh 5K dengan average pace di 5:20 min/km. Jadilah saya mencoba untuk "berlari lebih jauh" dengan target pace 10 - 20 detik lebih lambat. Setelah pemanasan 10 menit dan dynamic warm up, saya pun mulai lari dengan mindset pace 5:30 - 5:40 min/km.

Kilometer awal seperti bisa tidak ada masalah, napas masih teratur dengan baik dan pace juga bisa terjaga diatas target. Karena rute lari saya ini bentuknya serupa stadion sepanjang 700m alias hanya muter-muter disana aja, ada satu bagian sisi panjangnya yang anginnya melawan arah, lumayan juga agak ngegas waktu melewati bagian ini, tapi bukan isu yang penting lah.

Masuk KM 5, mulai ada godaan-godaan yang membisikkan udah yuk, segini aja udah bagus koq..hehehee Form check...masih oke, kaki masih rileks, napas udah mulai agak ke tenggorokan tapi ritme masih terjaga..lanjut terus. Yang sempat jadi perhatian saya adalah cadence, karena saya tidak pakai metronome atau device yang bisa mendeteksi cadence, saya hanya mengandalkan feeling aja untuk memutuskan ini terlalu cepat atau terlalu mengambang. Maksudnya mengambang adalah, seakan-akan, saya mencoba membuat badan saya melenting / melayang kedepan, tapi effortnya adalah ground contact kaki saya (sepertinya) jadi lebih lama. Nah, di sesi ini juga saya mencoba untuk jarang-jarang ngintip jam untuk liat pace. Saya mencoba untuk merasakan pace saya, seperti yang suka kita temukan di internet, comfortable pace itu seperti apa, ya kita yang harus merasakannya.

KM 6 - 8, badan sudah benar-benar panas namun memang napas masih mampu. Pola 2 - 3 pun masih bisa saya terapkan. Kalau rasanya dah di ujung tenggorokan, saya pun perlambat cadence saya dan ngejar napas. Saat ngintin jam, pace 5:15 - 5:20 masih bisa saya tahan hingga sejauh ini!

Final KM! dengan lintasan 700m per lap, 2 kilometer berarti 3 putaran terakhir. Saya pun tetap atur napas dan cadence, pace masih ok dan badan masih rileks. Saya masih bisa rasakan badan belum dipacu maksimal (sepertinya lho ya) sehingga masih aman untuk bulatkan ke 10KM. Putaran terakhir alias 700 meter saya rubah pola napas ke 1 - 2..sekalian mencoba latih pola napas ini untuk cadence yang lebih cepat. Rasanya masih terengah saat menarik napasnya, karena tarikan 1 itu cepat sekali apalagi kalau pace relatif cepat. KM 10 pun saya capai dengan short sprint dan PB terbaru 52:46 pun saya capai dari sebelumnya 55:13 !


Rata-rata pace adalah 5:16 min/km... split per KM seperti tabel dibawah:


"drop pace" terjadi karena saya harus mengikat kembali tali sepatu...huh..

Kesimpulan sementara: untuk sub 2:00:00 HM time, kelihatannya masih bisa lah tercapai. Yang perlu saya latih adalah muscle strength saya, karena terasa juga nyeri di kaki setelah sesi ini. Plus pernapasan 1 -2 ini kelihatannya harus lebih sering saya latih, mungkin dengan interval training.



Read more ...

Jakmar 2015 Training : Latihan sejauh ini...

Thursday, 9 July 2015
Sudah memasuki minggu kedua di bulan Juli. Training masih coba saya ikuti sesuai dengan training plan, walaupun masih fokus dengan fase Building Base karena minimum log di bulan kemarin

Pace masih berkutat di angka 6:00 - 6:30 min/km sebenarnya, jadi kelihatannya saya ngga under performance banget lah.

Beberapa highlight dari training sejauh ini :



Long Run pertama di bulan Juli.
Di tempat kerja saya, bisa long run lewat 10K tuh butuh effort yang ekstra, karena...lokasinya ngga gede-gede amat..hehe
Peta lari diatas contohnya, itu saya sudah lari dari area Camp ke area lainnya. Plus camp & safety regulation yang membatasi ruang gerak kita kalau ngga pakai protective equipment sebagaimana halnya kalau saya lagi kerja.
10K pertama ini cukup sukses juga, saya bisa berlari dengan rata-rata 6 menit per KM dan lumayan refreshing mental saya untuk training minggu berikutnya

Tempo Run
Percobaan sesi tempo run, saya targetkan 5Km dengan pace 5:30 min/km, dan berhasil dilakukan dengan average pace 5:20 min/km :))
Saya puas dengan hasil sesi training ini, walaupun di satu sisi, kalau membaca definisinya:

A tempo run is a faster-paced workout also known as a lactate-threshold, LT, or threshold run. Tempo pace is often described as "comfortably hard." Tempo running improves a crucial physiological variable for running success: our metabolic fitness.

Ada kalimat Lactate Treshold, nah jujur ini saya ngga tau maksud sebenernya apa dan bagaimana rasanya saat berada pada kondisi tersebut. Satu yang bisa saya bayangkan adalah kalimat "comfortably hard" diatas, yaitu kira-kira "kencang / diatas pace easy tapi ngga ngos-ngosan banget" gitu kali ya.


So, itu dia dua highlight untuk minggu ini.. hari ini adalah rest day saya. Kemarin juga saya melakukan sedikit core training dan jelas...seharian ini paha & pantat rasanya kenceng bangettt...hehee









Read more ...

Garmin FR225 is here

Tuesday, 30 June 2015
Ucapkan selamat tinggal pada HR strap ala sport bra, karena Garmin akhirnya mengeluarkan seri Forerunner yang dilengkapi dengan optical heart rate!

Sebenarnya, Garmin PASTI bukan yang pertama dalam membuat produk seperti ini. Optical HR nya saja buatan Mio, salah satu manufaktur optic HR ternama di industri olahraga. Tomtom adalah GPS watch yang mungkin lebih dikenal menggunakan optical HR ini, cuma ya keliatannya koq agak kurang dapat pasar (apalagi di Indonesia).

Full preview jam ini bisa dilihat tuntas di website DC Rainmaker seperti biasanya. Menariknya, jam ini dibanderol USD 299 saja. Menurut saya ini adalah good price untuk produk baru dari suatu brand sekelas Garmin. FR225 ini memiliki form factor seperti FR220, memang sepertinya ini adalah improvement dari FR220 dengan penambahan optical HR dan activity tracker

Dari beberapa review, dengan menggunakan optical HR dari Mio, jam FR225 ini diklaim memiliki akurasi yang cukup baik dan bisa menyamai HR Strap. Jadi boleh lah kombinasi akurasi GPS Garmin dengan bacaan heart rate dari Mio optic HR nya.


Yang menarik buat saya adalah display HR Gauge-nya. Seperti istilahnya "gauge", display HR kita bisa ditampilkan seperti halnya bacaan speedometer dimana HR kita akan dibagi per zona mulai dari Warm Up - Easy - Aerobic hingga Maximum.. boleh juga apabila saat kita lari kita bisa melihat sekilas heart rate kita sudah di posisi mana, bukan hanya angka detaknya.

Jam ini memang sudah release di US sejak Mei kemarin, namun sudah ada di  SukaOutdoor dan kelihatannya akan habis sebentar lagi...:(
Anyway, saya masih happy dengan Garmin FR15 ini sih untuk sementara, kita lihat nanti pas cuti bulan depan deh apakah saya cukup keracunan buat upgrade GPS watch saya ini.



 
Read more ...

Road to Jakmar 2015 : Hello July...

Tuesday, 30 June 2015



Ngga kerasa sudah mau bulan Juli.. dan bulan kemarin pun berlalu karena saya jalan-jalan ke Tokyo :) Training Plan pun terbelengkalai dan kendor, tapi ngga apa-apa lah.. toh saya juga bukan atlit toh..hehe

Barusan juga saya pun mencoba develop training plan untuk bulan ini, mumpung juga rota kerja kali ini adalah 4 minggu sehingga semoga training plan ini bisa saya ikutin. 2 minggu pertama saya akan fokus untuk building base (kembali) karena sudah kendor bulan kemarin. Hal ini juga perlu saya antisipasi saat cuti nanti bulan Agustus, kalau ngga ya masa tiap 2 bulan sekali "building base" terus. Anyway, ini kita pikirin nanti deh.

Setelah 2 minggu building base, saya mulai masukin speed work seperti interval training. Kalau memungkinkan, nanti akan saya modif lagi dengan memasukkan hill-repeat sih. Long run juga masih saya fokuskan di angka 10 - 14 km dulu. Soalnya karena keterbatasan tempat lari kalau lagi di papua, lari 10 km aja "berasa: bosennya, apalagi tambah sampai 14 km...sekali lagi, we'll see

Dari 2 sesi lari kemarin & hari ini, sebenernya base saya ngga jatuh-jatuh amat walaupun bulan kemarin sedikit larinya. Untuk 5K di sub 30 masih oke aja sih rasanya, cuma tetep aja saya masukkan building base ini 2 minggu untuk re-conditioning psikologi saya.

Stay tuned dan #marilari
Read more ...

Kinvara 5!

Friday, 19 June 2015

Hasil perburuan dari jepang.. Saucony Kinvara 5 aja sih. Soalnya sekarang sudah release yang seri 6.

Yang spesial adalah Kinvara yang saya dapatkan adalah edisi Tokyo Concept!


Kinvara Tokyo Concept ini hanya diwarbai oleh hitam dan putih aja. Bagi saya, kedua warna ini mencerminkan Jepang sekali. Warna konservatif dan tradisional. Di bagian belakang ditambahkan grafis burung...entah apa maksudnya

Saya baru pakai sepatu ini tadi pagi sejauh 5Km... Nanti akan saya release personal review saya setelah jarak tempuhnya ideal yaaa


Read more ...

Japan Trip

Thursday, 11 June 2015
EDITED....saya satukan disini semua aja tentang jalan-jalan ke jepangnya ya... ^___^

Kemarin sebenernya ngga ada niat buat liat-liat atau beli pernak pernik lari. Cuma pas ke satu daerah di sekitar Ueno Park, saya berhenti di beberapa toko yang jualan sepatu olahraga..lumayan sambil pemanasan

Kaos asics ini harganya Y500 atau 50ribuan

Menggoda kan?? Cuma saya malah ngga yakin pas dipegang, bikinannya sepintas ngga halus. Saya belum cek apakah memang ini barang kw atau gimana..

Asics dilego kaya sepatu League atau Kasogi di Indonesia kali yah...hehehee


Japan Domestic Market version

Hari ini saya dan istri akan bertolak ke Kyoto dulu untuk berakhir pekan disana.

Rencana hunting sepatu dan gear akan dilakukan sekembalinya dari sana ke Tokyo.

UPDATE

singkat cerita, karena memang trip ke Jepang ini leih kepada wisata dengan istri, maka sesi lihat-lihat & berburu running stuff hanya disisipkan di aktifitas wisata saya saja. Anyway, beberapa hal terkait lari yang saya perhatikan disana kira-kira seperti ini:

 No KW
Mungkin kalau ini memang trademark mereka ya. Untuk barang non-running pun saya tidak menemukan yang KW. Semua original, yang ada adalah second item.
Rata-rata mereka menggunakan produk nasional seperti Asics dan Mizuno. Ada juga beberapa sepatu Nike yang dipakai oleh local runner yang saya temukan

Run every time
Ini yang agak unik, kita memang tahu kalau manusia di Jepang memang super sibuk, saya mengalami berada di antara mereka pada rush hour - jam 7 - 9 malam dan orang bener-bener bejibun jumlahnya. Dan karena kesibukan mereka ini juga, kemungkinan, saya nemu aja orang yang lari jam 10 bahkan 11 malam! Kalau pagi sih sudah biasa, malah ada yang siang pakai tongkat trail segala..hehhee

Nike brand
Saya harus bilang, brand Nike tuh kuat banget di Tokyo! Saya pergi ke Nike Harajuku di daerah Harajuku dan bener-bener amazed dengan tokonya. Bahkan disana ada fasilitas Nike Studio untuk memesan sepatu Nike ID (sayangnya mereka ngga bisa kirim keluar jepang....). Belum lagi dihitung jumlah sneaker shop yang menjual Nike Internationalist atau Roshe Run dengan berbagai warna dan bahan... Tokyo = surganya Nike Fanboy

Harga yang lebih bersahabat....
Yang ini memang menggoda banget kalau disana, harga sepatu relatif lebih murah, sepatu-sepatu Asics seperti GT-2000 v3 New York hanya dibanderol sekitar 1,5 jutaan. Bahkan Gel Kayano 21 sudah didiskon hingga 800 ribu! Saya sempat melihat Mizone Wave Hitogami 2 seharga 1,2 jutaan saja. Beberapa jajaran Boost disana sudah dijual yang versi ClimaChill, seperti Sonic Boost seharga 1,2 juta, Cosmic Boost seharga 1,6 juta dan Gazelle Boost seharga hampir sejuta aja.

Kira-kira itu dulu yang bisa saya ingat sampai saat ini... kalau ada yang lain nanti diupdate lagi deh...



 


Read more ...

Trip to the home of the Asics

Wednesday, 10 June 2015
Dalam beberapa hari kedepan, saya ngga akan lari sama sekali. Yang pasti saya saat ini sedang dalam perjalanan ke Tokyo!

Menuju ke tanah asal sepatu legenda seperti Asics Kayano, Mizuno Wave.. Yang sudah masuk kedalam daftar kunjungan adalah ke Nike Harajuku buat cuci mata sepatu Nike yang JDM version..

Stay tune!!


Read more ...

Low slow mileage

Friday, 5 June 2015
Sejak senin kemarin saya kembali ke jakarta untuk menjalani masa cuti seperti biasa sebagai bagian dari rutinitas pekerjaan saya. Ngga ada yang spesial, namun memang minggu ini benar-benar slow week buat saya.

Diawali dengan rasa gatal yang menyerang bagian kaki saya...guatell buangett.. betis, tulang kering, paha semua dipenuhi bentol-bentol merah. Kayanya ini yang suka orang bilang biduren / biduran kali ya. Obat gatal plus bedak Salicyl pun sukses menghiasi kaki saya. Minggu ini pun saya baru mengantongi 6KM Easy Run kemarin. Seperti yang sudah diperkirakan, ini badan rasanya berat banget. Untuk lari 6:10 min/km aja ngos-ngosan.

Ditambah lagi, pola makan yang serba bebas pas cuti begini, mulai dari jajanan sampai nasi kebuli masuk semua dehhh.. saya ngga mau nimbang sudah naik berapa kg, yang jelas pasti saya mulai gaining weight. Saya pun belum merampungkan Training Plan untuk HM Jakarta Marathon nanti..huhuhu.. anyway, untuk training plan ini, saya memang sudah proyeksikan untuk efektif per minggu ke empat Juni karena awal hingga pertengahan Juni saya akan berlibur dengan istri saya.

Untuk sementara waktu, saya coba untuk enjoy my vacation dulu kali yah.. kalau memang harus kembali ke Base Building nantinya ya no problem lah..toh waktunya masih panjang kan ke JakMar 2015....


Read more ...

Overtraining... phew...

Thursday, 28 May 2015
Minggu ini saya melakukan 3 sesi lari...

...kedengerannya biasa aja ya...

masalahnya...

Hari Selasa... ikutan Muscle activation training bareng temen-temen saya disini. Sebenernya sih masih masuk kategori low - medium training lah, bahkan bukan circuit training. Karena latian ini ajakannya setelah sore dan Senin sebelumnya saya rest day, pede jaya lah abis latian ini saya lari lagi sekitar 2 KM-an dengan pace 5:30 min/km.. done.


Hari Rabu...
Karena kemarin cuma lari sedikit, niatan saya untuk lari agak panjang. Yang terpikir.. 10K sambil pecahin PB. Set target pace di 5:30 dengan harapan tembus 53 menitan.
Mulai lari, KM awal masih oke dan enjoy, yang ada paha masih agak tegang karena latihan kemarin kayanya. Stamina juga kembang kempis.. mood pun hilang.

Akhirnya lari dibungkus dengan jarak 5K aja deh. Belom selesai, badan masih kerasa "tangguh" di-abuse, saya pun masuk Gym dan melakukan latihan otot.. plank, side plank, dll. Alhasil lumayan lah malamnya otot-otot terasa tegang. Hitung-hitung core training yang sudah lama juga ngga saya lakukan, sambil kompensasi karena PB 10K ngga bisa saya pecahkan malam itu.





Hari Kamis..
Karena latian diatas, bangun pagi pun saya awali dengan otot paha yang tegang abisss.. segera mandi air hangat dan saya pun oleskan Tiger Balm untuk membantu pelemasan otot kaki saya. Bagi saya ngga masalah lah, karena kalau ngga dipaksa, saya ngga akan mau melakukan muscle training yang bisa mengimprove running form saya.

Hari ini pun saya berencana untuk lari lagi, tapii cuma easy run aja.. mungkin di pace 7 - 7:30 sejauh 6 - 8KM kali ya. Untuk melemaskan otot agar lebih cepat recoverynya. Saya pun menjalani hari kerja seperti biasa hingga ketika mendekati jam pulang, email pun masuk dari teman-teman saya yang ikut latian hari Selasa kemarin bahwa malam ini mau Interval Training.... hmmmmpfff mantab nihhhhh.. Sejenak saya pun galau, mau ikut atau ngga.. mau ikut, apa kaki kuat,... ngga ikut ya ngga enak juga soalnya tempat lari kita ya cuma di sekitaran situ aja.

Ukur-ukur... ikut lah.. toh nanti kalau ngga kuat ya bisa stop duluan kan. Ikutlah saya interval training ini, dengan durasi 300m x 12 variable pace antara 4:40 - 5:20. Mungkin karena rekan saya bisa memimpin sesi warming up dengan baik, sesi latihan ini ngga kerasa lebih berat dari yang saya bayangkan. Walaupun di interval ke 4, shin saya udah ngilu-ngilu, tapi di-relaksasi sebentar bisa lah dilanjutkan lagi.

Sesi latihan selesai, static cooling down, saya pun segera kembali ke kamar untuk mandi dan segera oleskan balsem dan pijat sedikit. Mostly nyeri saat ini di shin, sedikit pada paha bawah.


Besok akan jadi rest day saya. Belum pernah nih saya lari kaya begini dan lumayan berasa juga ke kaki saya. Tapi ya kalau dipikir-pikir lagi, kadang perlu juga lah kita agak maksa badan buat "enter the next level" *tsahhhh. Serius.. dari beberapa web yang saya baca untuk referensi membuat training plan pun, kita harus membuat pola latihan kita seakan akan ada minggu yang hard effort, ada yang easy effort week.. musti divariasikan, atau kita akan bosan dengan "hafalan" easy, interval, rest, long run dan seterusnya dan seterusnya.

Minggu depan saya akan cuti ke jakarta juga, yang artinya mileage lari saya akan berkurang. Semoga Training Plan Jakmar saya bisa kelar, jadi saya bisa fokus beberapa bulan kedepan untuk HM Race pertama saya itu.

 



Read more ...

Road to Jakmar 2015 : training plan anybody ?!?

Monday, 25 May 2015
Jadi setelah schedule rotasi kerja sudah ok, pendaftaran half marathon buat Jakmar 2015 pun sudah saya lakukan. Berikutnya ? ya idealnya sih bikin training plan nih.. Nah ini nih yang sampai hari ini masih belom tau caranya, ditambah lagi beberapa website running di kantor keblokir pula :( Jadilah terbatas banget nih referensi saya

Salah satu web yang saya temukan baru web ini yang lumayan menjelaskan konsep membuat training plan. Kalau kita buka website seperti Runners World, mereka bahkan menawarkan jasa pembuatan Training Plan dengan biaya tertentu. Bahkan sebenarnya pun saya bisa aja buka Nike+ Coach dan set up training plan dari situ.

Alasan kenapa saya tidak menggunakan beberapa cara diatas adalah karena saya ingin membuat atau memiliki plan yang do-able (bisa dilakukan) sesuai dengan kondisi who-i-am saya.

Maksudnya ?....

Saya kan suami orang...

Saya kerja dinas rotasi

Saya bukan atlit..

Saya juga punya kesibukan lain...

Nah, itu baru sebagian pertimbangan aja yang terlintas, yang jelas training plan yang saya mau buat harus disesuaikan dengan kehidupan saya dong.. bukan berarti membuat training plan seperti menjalani dunia lain yang berbeda dari fakta-fakta yang saya tulis diatas, tapi apa gunanya kita punya training plan, kalau pada akhirnya kita cuma akan men-skip beberapa sesi karena harus arisan, menghadiri kondangan, sunatan, belanja bulanan dll? 

Got the point kan ?

Nah jadi saya pun memutuskan untuk membuat training plan sendiri. Maksudnya bukan bikin sendiri secara fisik sendirian, saya berencana untuk konsultasikan dengan beberapa rekan di forum yang saya anggap lebih sepuh dalam dunia lari. Sendiri maksudnya yang benar-benar fits my life.

Umumnya, training plan dibuat dalam hitungan 12 minggu (3 bulan) dengan konfigurasi yang tipikal seperti ini:


Week
Mon
Tue
Wed
Thu
Fri
Sat
Sun
TOTAL
1 (Hard)
3 miles
Rest Day
3 miles
5 miles
3 miles
Rest Day
7 miles
21 miles
2 (Easy)
2 miles
Rest Day
2 miles
4 miles
2 miles
Rest Day
5 miles
15 miles
3 (Hard)
3 miles
Rest Day
4 miles
6 miles
4 miles
Rest Day
9 miles
26 miles
4 (Easy)
3 miles
Rest Day
3 miles
5 miles
2 miles
Rest Day
6 miles
19 miles
 
 Dari sini saya akan mencoba mendetailkan lagi weekly plannya menjadi seperti ini:

2 hari rest day (cross train) untuk recovery
1 hari long run
1 hari speed work (interval, tempo run, fartlek, hill dll)
3 hari easy run dengan 1 kali stride training

Ini niatannya, alhasil yang bisa saya buat untuk mulai bulan Juni adalah kaya begini :


Berhubung bulan depan saya dan istri akan pergi pelesiran, makanya akan ada sesi kosong tanpa training dari tanggal 10 - 19 Juni yang otomatis akan mempengaruhi mileage bulanannya. Highlight kuning menunjukkan tanggal saat saya cuti di Jakarta dan sebaliknya untuk yang hijau, dan saat saya sedang dinas kerja lah dimana saya bisa lebih sering berlari dibanding waktu cuti. Pada waktu saya di Jakarta pun, saya tidak akan menambahkan sesi lari pada Sabtu dan Minggu karena aktifitas rutin di rumah.

Ini lah training plan saya, sesuatu yang saya rencanakan, saya ukur, saya atur sesuai dengan kehidupan saya. Dengan training plan seperti ini, saya tidak akan merasa hidup saya "terenggut" oleh latihan saya, dan tidak akan merasa under training atau over training karena misalnya kejar setoran pas masa dinas. Kembali lagi, saya ini bukan atlit, bukan mau ngejar podium. Tapi training untuk PB yang realistis...ini target saya :))

Semoga ini training plan bisa kelar dalam minggu ini, jadi efektif 1 Juni nanti saya bisa mulai fokus untuk Jakarta Marathon.

Beberapa referensi yang bisa dibaca terkait training plan:

How can you create your own training plan
How to be your own training coach
How to balance marathon training with life -- yang ini aga panjang artikelnya




 



 



 
Read more ...